Repetisi dan Beban ialah 2 hal yang tidak sanggup kita pisahkan di saat menjalani jadwal Hypertrophy Otot.
Hipertrofi Otot yakni kenaikan ukuran serat otot atau massa badan yang diraih lewat olahraga atau latihan dan pembatasan makanan tertentu seumpama melakukan Gym / Fitness.
Lalu, mana yang lebih efektif untuk jadwal hipertrofi atau kemajuan otot? Repetisi banyak namun beban ringan atau repetisi sedikit namun beban berat?
Mari kita ulas secara sederhana mudah-mudahan gampang dipahami.
A. Repetisi Tinggi dengan Beban Ringan
Yang dimaksud dengan repetisi tinggi yakni melakukan pengulangan gerakan sebanyak 15 kali atau lebih.
Jika kau sudah biasa dengan repetisi tinggi seumpama ini, di saat kau mengangkat beban 20kg, kau akan merasa seumpama mengangkat beban 50kg.
Secara tidak langsung, pada repetisi akhir, kau akan merasa tidak akan besar lengan berkuasa mengangkat beban berat.
Beban tersebut tidak cukup berat untuk menghancurkan serat-serat pada otot, yang menjadi kunci kemajuan otot kamu.
Padahal, serat-serat otot ini memang sudah sebaiknya dirusak di saat latihan alasannya yakni dengan begitu badan akan secara otomatis memperbaiki sel otot tersebut mudah-mudahan menjadi otot yang lebih besar.
Latihan dengan repitisi tinggi beban ringan sungguh sesuai untuk mengembangkan daya tahan otot.
Tetapi apabila tujuanmu yakni untuk memperbesar ukuran otot, repetisi tinggi bukan jawabannya.
B. Repetisi Rendah dengan Beban Berat
Yang dimaksud repetisi rendah yakni melakukan pengulangan gerakan sebanyak 5 kali atau kurang, dengan beban sekitar 80% -90% dari beban optimal kamu.
Jadi, seandainya beban paling berat yang sanggup kau angkat yakni 100kg, artinya beban yang mau kau pakai yakni 80kg - 90kg.
Melakukan latihan ini elok untuk mengembangkan kekuatan, alasannya yakni kau mengangkat beban yang sungguh berat.
Meskipun repetisi yang dilaksanakan condong sedikit, namun otot-otot akan menyesuaikan diri menjadi lebih kuat.
Namun, alasannya yakni repetisi-nya sedikit, hal ini memicu otot kita cuma melakukan pekerjaan secara intens dalam periode waktu yang singkat.
Akibatnya mikrotrauma yang terjadi condong sedikit dan badan tidak sempat bergantung pada metode energi glikotik yang mengarah pada pembentukan asam laktat.
Kamu mungkin menilai asam laktat selaku hal yang buruk, alasannya yakni asam laktat lah yangnyebabkan otot yang dilatih terasa nyeri untuk beberapa hari kedepan sehabis latihan.
Tapi, rasa nyeri itu berbarengan ialah reaksi yang penting bagi proses buatan jaringan otot baru.
Beban berat dengan repetisi sedikit sanggup menampilkan imbas hypertrophy, namun prosesnya tdak maksimal.
Jadi, apabila kau konsentrasi pada kemajuan ukuran otot, beban berat dengan repetisi rendah ini juga bukan jawabannya.
Jadi, jawabannya apa dong?
C. Repetisi Sedang dengan Beban Sedang
Repetisi Sedang yakni sekitar 6-12 kali pengulangan gerakan dan Beban Sedang yakni 75% dari beban optimal kamu.
Jadi, apabila beban terberat yang sanggup kau angkat yakni 100kg, kau cuma perlu ambil yang 75kg saja dengan repetisi 6-12 kali.
Hal ini disokong oleh Jurnal observasi Sport Science & Medicine yang mengungkapkan, "Beban sedang dengan repetisi sedang lebih efektif apabila tujuan kau yakni hipertrofi atau pembentukan otot".
Latihan tersebut sudah terbukti bikin hipertrofi yang lebih besar alasannya yakni 2 argumentasi penting:
- Periode waktu yang condong lebih usang dengan beban sedang sanggup bikin mikrotrauma (proses perusakan serat) yang lebih pada otot.
- Volume tinggi dan beberapa set lebih efektif dalam mengembangkan buatan hormon testeron dan hormon pertumbuhan tubuh.
Tapi, bukan mempunyai arti alasannya yakni ini jadwal yang elok untuk hipertrofi, kau mengesampingkan kedua latihan yang lain ya. Semoga warta ini berfaedah buat kau yang sedang konsentrasi membentuk otot mudah-mudahan tampil lebih maskulin.
0 Komentar
Note: Only a member of this blog may post a comment.